Setiap perusahaan, tanpa terkecuali apapun jenis usahanya tetap masih membutuhkan yang namanya upaya marketing dalam segala kegiatannya penjualannya. Kegiatan marketing atau kegiatan pemasaran ini adalah ujung tombak utama bagi perusahaan, yang mana tidak hanya untuk sekedar mendapatkan pemasukan dari penjualan produknya saja, akan tetapi juga untuk mengetahui tentang seberapa jauh produknya dapat diterima dan dapat bersaing dengan para kompetitornya.
Dalam segala aktivitas pemasaran tersebut terdapat adanya beberapa tahapan yang dapat mendukung perusahaan dalam menganalisis sejauh mana produknya dapat bertahan secara lebih kompetitif. Proses dari tahapan seperti ini biasanya disebut dengan siklus hidup produk atau Product Life Cycle yang telah diperkenalkan oleh Levitt dan sampai saat ini masih banyak diterapkan oleh perusahaan.
Manfaat dari konsep siklus hidup produk ini adalah untuk membantu para pihak-pihak pengambil keputusan untuk memahami tentang bagaimana dinamika sesungguhnya dari produk dan pasar. Dalam hal penggunaannya sebagai salah satu alat perencanaan, konsep dari daur hidup produk dan hal ini akan semakin memperjelas berbagai tantangan tentang pemasaran yang ada serta berbagai alternatif strategis yang mungkin masih bisa untuk diterapkan. Sebagai salah satu alat pengendali utama, dari konsep ini akan sangat membantu perusahaan dalam membandingkan presetasi apa saja yang selama ini sudah diraihnya dengan produksi yang sejenis pada periode sebelumnya.
Pada dasarnya, untuk siklus hidup dari produk ini yang menjadi lebih dinamis karena semakin lamanya periode pada suatu tahap yang tidak bisa ditentukan dan para supervisor/manajer yang tidak dapat memastikan ditahap mana saja produk mereka berada pada saat tersebut. Hal ini karena suatu produk memang tampak sudah mencapai tahap kedewasaan, padahal sebenarnya masih berada pada tahap pertumbuhan untuk sementara waktu. Untuk siklus daur hidup ini sendiri memang lebih banyak digunakan sebagai salah satu dasar acuan dalam menentukan bagaimana strategi marketing selanjutnya.
Siklus daur hidup produk ini terbagi menjadi empat macam tahapan, yaitu :
1. Introduction (Tahap Perkenalan).
Pada tahap perkenalan ini barang yang akan ditawarkan adalah berupa barang yang benar-benar baru dan dijual dalam jumlah yang lebih besar meskipun volume penjualan masih sangat rendah. Karena masih dalam tahap permulaan, maka biasanya akan membutuhkan biaya promosi yang lebih tinggi karena harus dilakukan dengan lebih agresif.
2. Growth (Tahap Pertumbuhan).
Penjualan dan laba akan mengalami peningkatan yang lebih pesat pada tahap pertumbuhan. Hal ini terjadi karena konsumen sudah sangat mengenal produk Anda, sehingga terjadi peningkatan permintaan. Bisa dikatakan hal ini adalah buah dari promosi agresif yang sering dilakukan sebelumnya. Namun demikian, Anda tidak boleh terus terlena. Karena para pesaing akan memasuki pasar dan menjadikan kompetisi menjadi semakin sengit. Trik yang dapat digunakan untuk semakin memperluas jangkauan distribusi dan mampu untuk semakin meningkatkan penjualan adalah dengan menurunkan sedikit harga jualnya.
3. Maturity (Tahap Kedewasaan).
Penjualan terus mengalami peningkatan pada tahap seperti ini dan pada tahap berikutnya akan lebih cenderung tetap. Laba produsen dan pengecer sudah mulai menurun pada tahap ini sebagai akibat dari adanya persaingan harga yang sangat ketat. Untuk menyiasatinya maka perusahaan sangat perlu untuk berinovasi atau membuat produk baru yang lebih baik. Pada tahap seperti ini, maka tindakan promosi harus lebih digencarkan kembali untuk menghadapi semakin kerasnya kompetisi.
4. Decline (Tahap Kemunduran).
Produk yang telah dihasilkan akan mulai mengalami keusangan dan harus segera diperbaharui ulang dengan berinovasi kembali terhadap produk terbaru. Pada tahap seperti ini, maka peluncuran produk baru sangat penting untuk dilakukan dalam upaya untuk menggantikan produk yang sudah lama.Tanpa adanya produk hasil keluaran inovasi terbaru, maka perusahaan hanya akan dapat menyasar target-target pasar tertentu yang terbatas saja. Pengontrolan terhadap biaya harus selalu dilakukan karena permintaaan yang terus mengalami penurunan.
Beberapa langkah yang mungkin masih dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menyiasati tahap ini adalah dengan beberapa cara berikut, yaitu:
• Melakukan berbagai pembaharuan terhadap.
• Meninjau ulang dan memperbaiki berbagai strategi pemasaran dan produksi agar dapat menjadi lebih efisien.
• Menghilangkan fitur atau model-model lama yang sudah mulai usang.
• Menghilangkan sebagian jenis barang untuk menghasilkan laba yang lebih optimal pada barang yang sudah ada saja.
• Sama sekali meninggalkan barang tersebut.
Siklus hidup produk hendaknya harus dapat memberikan indikasi tentang perkembangan produk yang dapat diterima oleh konsumen. Ukuran yang digunakan sebagai dasar acuan tersebut adalah dari tingkat penjualan produk dan tingkat keuntungannya. Perbedaan dalam setiap tahap dari daur hidup produk akan membutuhkan adanya strategi pemasaran khusus yang berbeda-beda.
Groedu Academy E-Learning
City Of Tomorrow Mall, Jl. A Yani No. 288 (Bunderan Waru) Lantai UG, Blok US 23, No. 3 & 5, Surabaya.
Handphone : 0818521172 (XL), 081252982900 (Simpati)
Office (only call no sms) : 0811-3444-910
Email : groedu@gmail.com/groedu_inti@hotmail.com