Fraud. Dalam akuntansi terdapat dua jenis,yaitu: kekeliruan atau error dan kecurangan atau fraud. Secara harfiah fraud dapat diartikan sebagai sebuah kecurangan. Kecurangan seperti ini merupakan tindakan curang yang sengaja dilakukan oleh seseorang dengan sedemikian rupa, sehingga akan bisa menguntungkan diri mereka sendiri/sekelompok/dapat merugikan pihak lain baik itu adalah perorangan, perusahaan maupun institusi. Singkatnya, fraud bisa di artikan sebagai perbuatan curang yang berhubungan dengan sejumlah uang, asset serta property.
Kecurangan atau Fraud dalam Akuntansi
Apapun definisinya, fraud tetaplah fraud. Dimanapun kegiatan tersebut di lakukan, baik di lingkungan swasta atau pada sektor publik, motifnya tetaplah sama yaitu sama-sama berupaya untuk memperkaya diri sendiri atau golongannya serta memiliki modus yang sama dengan melakukan hal-hal yang di anggap illegal oleh hukum. Pada dasarnya, kecurangan dapat terjadi di akibatkan oleh beberapa hal yang mendasarinya bisa terjadi secara bersama-sama, yaitu:
1. Insentif atau dorongan untuk melakukan fraud.
2. Peluang untuk melakukan kecurangan.
3. Sikap atau rasionalisasi untuk membenarkan tindakan fraud tersebut.
Terdapat beberapa faktor yang mendorong adanya fraud. Faktor-faktor tersebut bisa saja berasal dari faktor generik dan individu.
1. Fraud akibat faktor Generik/Umum.
Yang menjadi korban dari fraud berdasarkan faktor generik/umum adalah yang memiliki hubungan dengan organisasi. Faktor-faktor generik ini berupa:
• Kesempatan (Opportunity).
Pada umumnya muncul akibat dari lemahnya system pengendalian internal dalam organisasi. Selain itu terbukanya kesempatan ini juga bisa menggoda individu atau kelompok yang sebelumnya tidak memiliki motif untuk melakukan kecurangan. Biasanya manajemen organisasi memiliki potensi lebih besar untuk mengalami kecurangan jika dibandingkan dengan karyawan. Karena kesempatan untuk melakukan kecurangan tergantung pada setiap kedudukan dari pelaku terhadap objek kecurangannya. Namun jangan salah juga, kesempatan untuk melakukan kecurangan selalu ada pada setiap jabatan.
• Pengungkapan (Exposure).
Suatu kecurangan yang terjadi belum tentu dapat menjamin untuk tidak akan terulang kembali, baik itu dilakukan oleh pelaku yang sama atau oleh pelaku yang lainnya. Maka dari itu untuk setiap pelaku kecurangan haruslah di kenakan sanksi apabila perbuatannya sudah terungkap. Berikan sanksi terhadap orang yang telah melakukan kecurangan. Sehingga kemungkinan masalah yang sama untuk terjadi menjadi semakin kecil. Perintahkan pelaku kecurangan untuk mengungkapkan apa saja yang telah terjadi.
2. Fraud akibat faktor Individual.
Faktor individu dapat berupa:
• Sikap Serakah (Greed).
Sifat yang serakah atau tamak sangat merugikan diri sendiri. Hal ini dipengaruhi oleh pandangan hidup dan lingkungan yang menjadi pembentuk utama dari kepribadian seseorang.
• Tingkat Kebutuhan (Need).
Kebutuhan akan pandangan dan keperluan pegawai atau pejabat yang berkaitan dengan asset dari suatu perusahaan berhubungan langsung dengan faktor kecurangan. Adanya tekanan dari luar yang telah diberikan akan dapat mengubah pola pikir orang yang awalnya jujur bisa menjadi ingin melakukan kecurangan.
Gejala-Gejala Awal Mula Terjadinya Kecurangan
Gejala kecurangan atau fraud yang terjadi pada manajemen, seperti:
1. Ketidak cocokan diantara orang-orang yang berada pada manajemen puncak.
2. Motivasi serta moral karyawan yang begitu rendah.
3. Kurangnya staff dalam departemen akuntansi.
4. Penjualan atau laba terus menurun dan dari sisi lain hutang piutang dagang semakin meningkat.
5. Adanya kelebihan persediaan yang terlalu signifikan.
Gejala kecurangan atau fraud yang terjadi pada karyawan (pegawai):
1. Adanya faktur ganda (dobel).
2. pergantian mutu barang.
3. Pencatatan yang salah atau tidak akurat dalam buku besar.
4. Pengeluaran tanpa adanya dokumen pendukung.
Mencegah Agar Tidak Sampai Terjadi Fraud
Pencegahan terhadap praktek kecurangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
• Efektifkan pengendalian internal termasuk penegakan hukum.
• Perbaiki sistem pengawasan dan pengendalian.
• Laksanakan good governance.
• Memperbaiki moral dari pengelola perusahaan yang dapat diwujudkan dengan jalan mengembangkan sikap.
• Menerapkan komitmen terhadap perusahaan, negara dan masyarakat.
Itulah beberapa faktor yang menjadi pendorong utama dari terjadinya kecurangan. Diharapkan bagi seorang pemimpin agar bisa mencegah hal tersebut, sehingga tidak sampai merugikan perusahaan.
Groedu Academy E-Learning
City Of Tomorrow Mall, Jl. A Yani No. 288 (Bunderan Waru) Lantai UG, Blok US 23, No. 3 & 5, Surabaya.
Handphone : 0818521172 (XL), 081252982900 (Simpati)
Office (only call no sms) : 0811-3444-910
Email : groedu@gmail.com/groedu_inti@hotmail.com