Segmentasi pasar merupakan suatu kegiatan untuk membagi–bagi pasar/market yang lebih bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen. Suatu segmen pasar dari bisnis ritel adalah suatu kelompok pelanggan yang kebutuhannya harus dicukupi oleh bauran ritel (ritel mix) yang sama karena memiliki kebutuhan yang sejenis. Atas alasan tersebutlah maka sebaiknya bisnis ritel harus tetap mengelompokkan pelanggan ke dalam beberapa segmen.
Semakin ketatnya persaingan dunia bisnis mendorong para pebisnis ritel untuk selalu melakukan segmentasi, hal ini dilakukan karena alasan :
1. Toko Ritel tidak akan mampu melayani kebutuhan pelanggan secara keseluruhan.
2. Untuk efektifitas pembiayaan dalam program ritel.
Pendekatan Segmentasi Pasar Bisnis Ritel
Pendekatan dalam segmentasi pasar semakin menggambarkan variasi yang lebih luas dalam segmen penjualan bisnis ritel, karena pada dasarnya tidak satu pun pendekatan adalah yang terbaik untuk semua ritel. Karena segmen pasar ritel sangat tergantung kepada letak geografis, budaya, adat kebiasaan konsumen, bagaimana gaya hidup mereka, tingkat ekonomi dan lain sebagainya.
1. Segmentasi Geografis.
Adalah dengan cara mengelompokkan pelanggan dimana mereka tinggal. Suatu pasar ritel dapat di segmentasikan menurut area di dalam suatu Negara, kota, dan lingkungan. Segmentasi georafis dapat di identifikasi dan datanya sangat mudah untuk diakses. Sehingga dapat menentukan siapa yang hidup dalam segmen geografis dan sekaligus untuk menargetkan pelanggan dalam wilayah geografis tertentu.
2. Segmentasi Demografis.
Merupakan penggolongan pelanggan atas dasar karakteristik yang mudah diukur seperti: umur, jenis kelamin, pendapatan, dan pendidikan. Segmentasi demografis adalah sasaran yang paling umum yang biasanya untuk mendefinisikan segmen pelanggan, kriteria dalam segmen ini dapat dengan mudah dikenali dan diakses.
3. Segmentasi Seputar Gaya Hidup.
Merupakan segmentasi pasar yang lebih mengacu kepada bagaimana kehidupan seseorang, bagaimana cara mereka meluangkan waktu, dan berbagai opini tentang dunia dimana mereka hidup dan tinggal. Segmentasi yang berdasarkan gaya hidup ini sangat penting dalam perencanaan bisnis ritel, karena berdasarkan gaya hidup dari para pelanggan akan dapat diidentifikasikan tentang bagaimana perilaku dan motivasi belanja dari para pelanggan. Segmen ini diidentifikasikan melalui survei dari para pelanggan.
4. Segmentasi Situasi Belanja.
Segmentasi ini didasarkan terhadap situasi belanja yang seringkali dihadapi oleh para pelanggan. Sebagai contoh seorang ibu yang ingin segera memenuhi kabutuhan susu anaknya melalui belanja mingguan yang dilakukan di sebuah Supermarket tertentu, akan tetapi dalam kondisi tertentu dimana susu untuk dapat memenuhi kebutuhan selama seminggu ternyata habis di tengah-tengah minggu dan tidak sesuai perkiraan, maka situasi seperti inilah yang mendorong ibu tersebut untuk melakukan belanja kepada ritel lain yang lebih dekat dengan rumahnya dengan situasi belanja yang berbeda.
Mengidentifikasi Kebutuhan Para Konsumen.
Kebutuhan dasar dan keinginan konsumen adalah sangat mutlak harus dipenuhi oleh setiap pengusaha ritel apabila ingin berhasil dalam bisnis. Jadi kebutuhan manusia (needs) merupakan suatu keadaan dimana mereka sama sekali tidak merasa memiliki kepuasan dasar, sedangkan keinginan (wants) adalah hasrat untuk dapat pemuasan tertentu dari kebutuhan tersebut. Hal inilah yang menunjukkan bahwa keinginan manusia memang lebih dominan dalam alasan untuk pengambilan keputusan daripada kebutuhan.
Terdapat tiga perspektif dari perilaku konsumen dalam pengambilan keputusannya, yaitu :
1. Perspektif Secara Rasional.
Merupakan pengambilan keputusan yang melalui serangkaian langkah-langkah secara rasional tertentu, yaitu pengenalan masalah, mencari, evaluasi alternatif, memilih dan mengevaluasi pasca perolehan. Akar dari pendekatan ini adalah pengalaman kognitif dan psikologis dan faktor ekonomi.
2. Perspektif Berdasarkan Pengalaman.
Perspektif pengalaman atas pengambilan keputusan yang menyatakan bahwa untuk beberapa hal, konsumen memang melakukan pembelian tidak sesuai dengan proses pengambilan keputusan yang rasional. Namun mereka membeli untuk memperoleh kesenangan, menciptakan fantasi, atau hanya sekedar perasaan emosi saja.
3. Perspektif Pengaruh Dari Perilaku.
Perspektif dari pengaruh perilaku yang mengasumsikan bahwa kekuatan lingkungan yang memaksa para konsumen untuk melakukan pembelian tanpa harus terlebih dahulu untuk membangun perasaan atau kepercayaan terhadap produk. Sebagai gantinya, tindakan pembelian dari konsumen secara langsung merupakan hasil dari adanya kekuatan lingkungan, nilai budaya, dan tekanan ekonomi.
Groedu Academy E-Learning
City Of Tomorrow Mall, Jl. A Yani No. 288 (Bunderan Waru) Lantai UG, Blok US 23, No. 3 & 5, Surabaya.
Telepon : 031-33311179
Office (only call no sms) : 081-59417699
Handphone : 0818521172 (XL), 081252982900 (Simpati)
Email : groedu@gmail.com/groedu_inti@hotmail.com