MEMAHAMI EFISIENSI DAN PENGGUNAAN STRUKTUR PERMODALAN PERUSAHAAN

Struktur  permodalam merupakan hak atau sudah menjadi bagian yang dimiliki oleh si pemilik modal atau pemberi permodalan perusahaan dalam pos modal (modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau berupa kelebihan dari aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya.

debt-equity-balance-25707431Berikut ini merupakan beberapa pengertian umum dari struktur permodalan menurut beberapa ahli:

1. Frank J Fabozzi and Pamela Peterson (2000).

Capital structure is the combination of debt and equity used to finance a firm’s projects. The capital structure of a firm is some mix of debt, internally generated equity, and new equity (Struktur modal adalah berupa kombinasi antara hutang dan ekuitas yang nantinya akan digunakan sebagai sarana untuk membiayai proyek-proyek perusahaan. Struktur modal perusahaan adalah beberapa campuran antara hutang, ekuitas yang telah dihasilkan secara internal, dan juga berupa ekuitas baru).

2. Keown et.al (2000).

Struktur modal merupakan perpaduan atau kumpulan kombinasi sumber-sumber pendanaan untuk jangka panjang yang akan digunakan oleh perusahaan.

3. J. Fred Weston dan Thomas E Copeland (1996).

Menyatakan bahwa struktur permodalan adalah berupa pembiayaan-pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan juga modal para pemegang saham.

4. Farah Margaretha (2004).

Struktur modal merupakan gambaran untuk pembiayaan permanen perusahaan yang terdiri atas hutang jangka panjang dan dari modal sendiri.

Struktur Permodalan dan Sasaran

Struktur permodalan dan sasaran merupakan kombinasi antara hutang saham preferen, dan saham ekuitas yang nantinya akan digunakan oleh perusahaan untuk merencanakan dan mendapatkan permodalan.

Kebijakan untuk struktur modal yang lebih banyak melibatkan adanya suatu pertukaran diantara resiko dan dari pengembalian. Berbagai resiko yang jauh lebih tinggi akan cenderung untuk menurunkan harga saham, akan tetapi ekspektasi untuk tingkat pengembalian yang jauh lebih tinggi akan menaikkannya. Karena itu, struktur permodalan yang lebih optimal harus mencapai suatu keseimbangan antara resiko dan untuk pengembalian sehingga dapat lebih memaksimalkan harga saham milik perusahaan.

Empat macam faktor utama yang cukup mempengaruhi terjadinya keputusan terhadap struktur permodalan adalah :

1. Memikirkan resiko usaha.
2. Posisi perpajakan perusahaan.
3. Fleksibilitas keuangan perusahaan.
4. Konservatisme atau keagresifan manajemen perusahaan.

Risiko Bisnis dan Keuangan

Resiko bisnis merupakan tingkat resiko yang cukup inheren dalam operasional perusahaan jika perusahaan yang tidak mempergunakan hutang. Perusahaan akan memiliki resiko bisnis yang lebih kecil jika permintaan akan produk yang telah dihasilkan lebih stabil, apabila harga-harga input dan produknya masih tetap relatif konstan, maka jika perusahaan dapat menyesuaikan harga-harganya dengan lebih bebas apabila terjadi peningkatan biaya, dan jika sebagian besar biayanya adalah berupa biaya variabel, sehingga akan semakin turun jika penjualan telah menurun. Hal-hal yang lain juga bisa diangap sama, semakin rendah resiko bisnis dari sebuah perusahaan, maka juga akan menjadi semakin tinggi pula rasio dari hutang optimalnya.

Resiko bisnis juga masih tergantung pada sejumlah faktor-faktor lain, yaitu:

1. Variabilitas permintaan.
2. Variabilitas harga jual.
3. Variabilitas untuk biaya input.
4. Kemampuan untuk menyesuaikan harga dari output dari perubahan-perubahan pada biaya input.
5. Kemampuan untuk mengembangkan produk-produk baru pada waktu yang lebih tepat dan efektif dalam hal biaya, eksposur risiko asing dan lain sebagainya.
6. Komposisi biaya tetap: leverage operasi (leverage operasi adalah tingkatan sampai sejauh mana biaya-biaya tetap akan digunakan di dalam operasional dari sebuah perusahaan.

Berikut ini merupakan beberapa teori seputar struktur permodalan, yaitu:

• Teori Pendekatan Secara Tradisional

Pendekatan Tradisional yang berpendapat bahwa akan adanya struktur permodalan yang lebih optimal. Itu artinya struktur permodalan memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap nilai dari perusahaan, yang mana struktur permodalan juga masih dapat berubah-ubah agar bisa diperoleh nilai perusahaan yang lebih optimal.

• Teori Pendekatan Dengan Jalan Modigliani dan Miller.

Dalam teori ini telah berpendapat bahwa struktur permodalan juga tidak mempengaruhi perusahaan. Dalam hal ini sebenarnya juga telah dimasukkan faktor pajak. Sehingga nilai dari perusahaan dengan hutang akan menjadi lebih tinggi apabila dibandingkan dengan nilai perusahan yang tanpa hutang, Kenaikan tersebut bisa dikarenakan adanya penghematan terhadap pajak.

• Teori Penggunaan Pecking Order.

Teori Pecking Order telah menjelaskan mengapa perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan yang lebih tinggi malah justru harus mempunyai tingkat hutang yang jauh lebih kecil.
Secara lebih spesifik, perusahaan juga memiliki urutan-urutan prefensi dalam penggunaan dana. Skenario dari urutan dalam Teori Pecking Order adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan yang memilih pendanaan secara internal. Dana internal tersebut yang telah diperoleh dari laba (keuntungan) yang disisihkan sebagian dari kegiatan perusahaan.
2. Perusahaan akan menhitung target rasio pembayaran yang lebih didasarkan pada perkiraan kesempatan untuk berinvestasi.
3. Karena kebijakan deviden yang lebih konstan, dapat digabungkan dengan adanya fluktuasi keuntungan dan kesempatan untuk berinvestasi yang juga sebenarnya tidak bisa diprediksi, akan semakin menyebabkan aliran kas yang diterima oleh perusahaan akan lebih besar jika dibandingkan dengan pengeluaran investasi pada saat saat-saat tertentu dan akan menjadi lebih kecil pada saat yang lain.
4. Jika padangan eksternal diperlukan oleh perusahaan, maka perusahaan akan segera mengeluarkan surat berharga yang paling aman terlebih dulu. Perusahaan juga akan memulai dengan hutang, kemudian dengan surat berharga campuran seperti obligasi konvertibel, dan kemudian barangkali adalah saham sebagai salah satu pilihan terakhir.

• Financial Distress Dan Agency Costs.

Financial distress merupakan kondisi dimana perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan dan terancam untuk bangkrut. Jika perusahaan mengalami kebangkrutan, maka akan muncul biaya kebangkrutan yang bisa saja disebabkan oleh: keterpaksaan untuk menjual asset-asset perusahaan dibawah harga pasar, biaya likuidasi perusahaan, rusaknya aktiva tetap yang telah dimakan oleh waktu sebelum terjual, dan lain sebagainya.

Agency costs atau biaya keagenan merupakan biaya yang muncul karena perusahaan telah menggunakan hutang dan melibatkan hubungan baik antara pemilik perusahaan (pemegang saham) dan kreditur. Biaya untuk keagenan ini biasanya akan muncul dari permasalahan keagenan. Jika memang perusahaan benar-benar menggunakan hutang, maka terdapat kemungkinan bahwa si pemilik perusahaan telah melakukan tindakan yang benar-benar merugikan pihak kreditur.

• Model trade off.

Berdasarkan trade-off theory yang telah diungkapkan oleh Myers (2001:81), “Kemungkinan terbesar bagi perusahaan akan berhutang namun hanya sampai pada tingkat hutang tertentu saja, dimana penghematan pajak (tax shields) dari tambahan hutang tersebut memang sama dengan biaya untuk kesulitan keuangan (financial distress)”. Biaya untuk kesulitan keuangan (financial distress) merupakan biaya kebangkrutan (bankruptcy costs) atau reorganization, dan juga berupa biaya keagenan (agency costs) yang semakin meningkat akibat dari semakin turunnya kredibilitas dari suatu perusahaan.Trade-off theory dalam menentukan struktur modal yang lebih optimal telah memasukkan beberapa faktor antara lain: pajak, biaya keagenan (agency costs) dan biaya kesulitan keuangan (financial distress), namun tetap saja harus mempertahankan asumsi efisiensi pasar dan symmetric information sebagai satu perimbangan dan manfaat penggunaan dari hutang.

 

 

Groedu Academy E-Learning

City Of Tomorrow Mall, Jl. A Yani No. 288 (Bunderan Waru) Lantai UG, Blok US 23, No. 3 & 5, Surabaya.

Handphone : 0818521172 (XL), 081252982900 (Simpati)
Office (only call no sms)  : 0811-3444-910
Email : groedu@gmail.com/groedu_inti@hotmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.