Peter Ducker, sebagai pakar manajemen pernah menyatakan bahwa “apapun yang masih bisa diukur, juga masih bisa untuk dikendalikan”, benar-benar sebuah kata-kata yang jika dipikir-pikir juga masih ada benarnya. Di tengah semakin banyaknya praktek dari strategi internet marketing ini, para marketer saat ini jauh lebih sering merasa kebingungan dalam menentukan bagaimana cara terbaik dalam mengukur ROI (Return on Investment) internet marketingnya. Bisa dibilang menurut konsultan marketing adalah penggunaan media internet marketing untuk meningkatkan jumlah kunjungan ke website. Maka kita juga bisa melihat bagaimana internet marketing tersebut berwujud kepada matriks engagement.
Dan diluar itu semua, kita juga masih belum bisa menghubungkan antara antusiasme kita pada sesuatu yang benar-benar nyata. Kita masih belum bisa benar-benar merasa yakin tentang bagaimana segala kegiatan dari content marketing tersebut yang bisa kita lakukan akan membantu dari proses marketing itu sendiri secara keseluruhanpun masih bisa mendukung terjadinya proses penjualan dan ujung-ujungnya akan menyediakan pendapatan bagi perusahaan.
Mengukur ROI dari content marketing juga harus dimulai dengan adanya sebuah langkah- langkah yang harus dilakukan oleh para pemasar internet marketing yang sukses, yaitu dengan memulai dari satu fase dalam journey para pelanggan. Pengukuran yang lebih komprehensif tentunya adalah sebuah perjalanan yang masih terlampau jauh untuk bisa langsung dilakukan, namun sebagai suatu kategori dari pengukuran yang rasanya sudah sangat cukup sebagai satu permulaannya.
1. Memulai dari permukaan (Permulaan awal).
Melalui berbagai proses pembelajaran dan perencanaan yang lebih matang, maka isi dari konten internet marketing bisa lebih diarahkan untuk menggiring banyak sekali potensi yang mungkin tidak bisa dihasilkan oleh para tim penjualan. Google analytics lebih cenderung mengukur adanya potensi dari berbagai jenis konten. Jangan sampai Anda malah terjerumus dalam perangkap mengukur dari jumlah pengunjung saja, karena data yang satu itu saja tidak akan mampu dalam memberikan gambaran secara keseluruhan tentang ROI dari konten Anda.
Yang terpenting adalah ukurlah bagaimana performa dari konten melalui hal-hal lain seperti rata-rata lamanya kunjungan, bounce rate dan konversi yang terkait dengan goalnya. Tujuan dari pengukuran yang semestinya harus dikaitkan dengan adanya keuntungan. Dalam konteks yang harus lebih dipahami oleh perusahaan Anda tentang apa itu yang disebut dengan keuntungan atas investasi ROI. Misalnya, sebuah perusahaan yang menganggap bahwa keuntungan adalah tentang berapa jumlah dari potensi pelanggan yang sudah dihasilkan dari setiap masing masing konten yang sudah dibuat.
Contoh lainnya adalah jika tujuan perusahaan Anda adalah untuk lebih meningkatkan interaksi dengan para pelanggannya, maka yang mungkin saja bisa dianggap sebagai ukuran keuntungan adalah dari rata rata lamanya seseorang dalam mengkonsumsi konten atau bisa juga presentase dari durasi seseorang dalam menonton sebuah video.
2. Memulai dari dasarnya terlebih dahulu.
Untuk beberapa jenis perusahaan, pembuktian ROI yang lebih disederhanakan dengan lebih memfokuskan terhadap pengukuran hanya pada satuan yang lebih mendekati transaksi saja. Namun hal ini sebenarnya juga hanya bisa dijalankan jika jenis jenis dari konten yang sudah diproduksi memang untuk memaksa para calon pelanggan dalam mengambil keputusan pembelian. Jenis konten tersebut antara lain adalah berupa unduhan ebook, undangan webinar atau dari interaksi melalui media sosial.
Evaluasilah bagaimana sebagian dari audiens tersebut yang sudah ditawari oleh konten-konten yang lebih memaksa tadi dengan sebagian dari para audiens lain yang tidak menerima adanya tawaran dari konten yang serupa. Jika ternyata grup yang pertama lebih cenderung menghasilkan pelanggan, maka perusahaan baru saja menemukan indikator dari ROI konten yang sudah jelas.
3. Beri tujuan dalam setiap kontennya.
Berbagai aktivitas dari content marketing secara keseluruhan semestinya harus tetap diukur dalam skala yang makro. Misalnya ukuran untuk peningkatan konversi konten dari periode ke periode selanjutnya. Tapi setiap konten juga sebaiknya harus memiliki tolak ukurnya sendiri. Namun sayangnya, kebanyakan dari kita malah lebih terbiasa dalam mengawinkan satuan konten yang sudah kita produksi dengan sebuah tujuan yang sebenarnya lebih dari sekedar page view. Bahkan untuk tujuan yang sederhana seperti halnya menggiring banyak orang dari satu konten ke konten yang lainnya, kita seharusnya sejak dari awal sudah menetapkannya terlebih dahulu agar kita bisa mengetahui tentang apa saja yang masih bisa kita ukur.
Cobalah untuk mempertimbangkan kembali tentang apa saja yang sebuah konten ingin capai, baik itu untuk lebih meningkatkan brand awareness atau untuk membangun basic subscriber, atau untuk mendorong terjadinya transaksi. pastikan jika Anda sudah bisa mengukur setiap langkah untuk menuju seperti apa yang ingin dicapai oleh pengukuran tersebut. Bisa kita ukur jika konten kita adalah berupa blog dan goal dari perusahaan adalah untuk meningkatkan subscriber serta meningkatkan keikutsertaan dari para webinar kita agar bisa membuat ukuran kesuksesannya dari conversion rate pendaftaran via email dan keikutsertaan dari subscriber pada webinar.
4. Memulai untuk mengukur ROI.
Jika kita sudah benar-benar siap untuk mengambil langkah pertama dalam perjalanan seperti ini, maka tanyakan terlebih dahulu tentang beberapa pertanyaan seperti ini pada diri sendiri:
• Fase seperti apa yang pernah audiens kita lalui sebelum benar-benar memutuskan untuk membelinya?
• Di mana letak tersendatnya jalur pengambilan keputusan?
• Jika kita membuat konten agar dapat meringankan beban permasalahan seperti di atas, maka metriks seperti apa yang paling banyak digunakan untuk menunjukkan tingkat keberhasilannya?
• Apakah kita memiliki alat ukur yang cukup dan lebih cocok untuk mengukur beberapa metriks tersebut?
• Apakah kita sudah sangat jelas dalam mengidentifikasikan goal makro dan mikro dari konten kita?
• Apakah proses dari pengukuran progres konten untuk menuju tercapainya goal sudah benar-benar cukup eksplisit dan jelas?
Nah, itulah sedikit penjelasan tentang bagaimana langkah-langkah dalam mengukur ROI (Return On Investment) pada internet marketing dari perusahaan Anda. semoga dapat bermanfaat dalam menambah wawasan Anda sekalian, terimakasih dan salam sukses (AEP).
Groedu Academy E-Learning
City Of Tomorrow Mall, Jl. A Yani No. 288 (Bunderan Waru) Lantai UG, Blok US 23, No. 3 & 5, Surabaya.
Handphone : 0818521172 (XL), 081252982900 (Simpati)
Office (only call no sms) : 0811-3444-910
Email : groedu@gmail.com/groedu_inti@hotmail.com