FAKTA TENTANG TINGGINYA KONFLIK DALAM DIVISI MARKETING DENGAN DIVISI LAIN DALAM INTERNAL PERUSAHAAN

Dari divisi perusahaan manakah yang paling banyak memiliki variasi konflik? Kebanyakan adalah dari divisi marketing yang menjadi urutan pertama dalam hal ini. Divisi lain seperti: keuangan dan personalia biasanya juga memiliki banyak konflik, namun terbilang masih dapat dikendalikan. Akan tetapi dari divisi marketing, mulai dari level staff sampai level direksi atau CMO, memiliki tingkat konflik tertinggi dengan divisi lain seperti produksi, operasional, R & D, keuangan, sales, atau bahkan mungkin dengan tim IT.

Alasannya sudah sangat jelas kenapa divisi marketing memiliki banyak variasi konflik, yaitu karena divisi marketing adalah satu divisi dari internal perusahaan yang memiliki interaksi paling banyak diantara departemen lainnya. Bahkan bukan hanya dengan divisi-divisi internal, namun juga berhubungan dengan banyak mitra dari luar perusahaan. Karena itulah tidak mengherankan apabila divisi marketing biasanya memiliki konflik yang paling banyak dan cukup bervariasi.

Konflik yang dimaksudkan disini adalah dari hal yang biasa dan bisa berdampak sangat positif atau malah sebaliknya, bisa berdampak sangat negatif bagi perusahaan. Dalam tingkatan yang sangat kecil, konflik tidak hanya akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Setelah tingkatan konflik sudah semakin meningkat, maka justru kinerja perusahaan akan bisa semakin lebih baik.

Segala bentuk gesekan-gesekan ide, perbedaan-perbedaan pendapat dan persepsi, akan menjadikan problem agar tampak lebih jelas. Hal inilah yang kemudian akan membuat para tim menjadi semakin memahami dan memiliki visi yang sama untuk kepentingan perusahaan. Konflik yang semakin ter-manage dengan baik ini sering kali akan terus mendorong proses perbaikan dan tiap-tiap divisi akan melakukan perombakan besar-besaran untuk menuju kea rah yang lebih baik.

Akan tetapi, konflik yang semakin menghebat dan tidak ada resolusinya, maka akan semakin memberikan dampak yang lebih negatif bagi perusahaan. Produktivitas perusahaan akan jadi semakin menurun. Motivasi karyawan yang terlibat konflik bisa juga sangat menurun. Akibatnya, kinerja pasar bisa terganggu dan akhirnya akan mempengaruhi kondisi keuangan dari perusahaan dalam jangka panjang.

Konflik yang terjadi secara dinamis adalah antara divisi marketing dengan keuangan. Salah satu hasil survei juga menunjukkan bahwa ternyata hanya sekitar 20% saja dari perusahaan yang benar-benar menyatakan kedua divisi ini dapat bekerja sama dengan sangat baik dan saling tersinergi. Dan sekitar 60% menyatakan terdapat kerja sama dalam skala yang begitu kecil. Sisanya menyatakan bahwa kedua divisi ini hamper-hampir tidak pernah melakukan kerja sama dan frekuensi konflik yang terjadi juga terbilang sangat tinggi.

Untuk divisi keuangan, yang dilakukan oleh marketing dianggap sebagai sebuah pengeluaran yang terlalu beresiko tinggi. Biaya promosi dan segala macam aktivitas yang telah dilakukan bisa menjadi pemborosan yang terlalu besar bagi peusahaan. Bagi seorang marketer, apa yang mereka lakukan adalah bentuk upaya untuk membuat penjualan agar dapat semakin meningkat dan membuat merek menjadi lebih terkenal.

Bagian keuangan akan menuntut setiap rupiah yang telah dikeluarkan oleh perusahaan merupakan investasi yang harus menghasilkan. Yang sering menjadi konflik adalah bahwa marketing menyatakan tingkat semua kreativitas akan memberikan hasil dalam jangka panjang, akan tetapi bagian keuangan malah menginginkan perhitungan yang lebih jelas. Mereka akan menuntut marketing agar mampu memberikan perhitungan seperti return on investment (ROI) dari semua bentuk aktivitas promosi mereka.

Ketika database marketing atau sampai digital marketing sudah mulai diimplementasikan, maka frekuensi konflik selanjutnya yang akan dihadapi oleh divisi marketing adalah dengan divisi tim IT. Marketing menginginkan bahwa setiap komunikasi haruslah semakin personal dan customized. Akibatnya, mereka menghendaki agar divisi IT dapat memberikan dukungannya kepada mereka.

Mereka menginginkan agar data-data yang dibuat oleh divisi IT dapat digunakan untuk kepentingan berpromosi. Data harus dianalisis, diperbarui, dan digunakan semaksimal mungkin. Sedangkan divisi IT juga tidak jarang akan merasa malah dan enggan untuk melakukan hal ini. Permintaan dari divisi marketing dianggap sebagai sesuatu yang sangat merepotkan dan membuat kompleksitas pekerjaan divisi tim IT menjadi semakin rumit dan terlalu menyusahkan.

 

 

Groedu Academy E-Learning

City Of Tomorrow Mall, Jl. A Yani No. 288 (Bunderan Waru) Lantai UG, Blok US 23, No. 3 & 5, Surabaya.

Handphone : 0818521172 (XL), 081252982900 (Simpati)
Office (only call no sms)  : 081-59417699
Email : groedu@gmail.com/groedu_inti@hotmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.