Deadstock adalah barang atau produk yang tidak terjual dan menghabiskan ruang gudang tanpa menghasilkan keuntungan. Deadstock bisa menjadi masalah bagi bisnis retail, karena dapat menyebabkan kerugian finansial, meningkatkan biaya penyimpanan, dan mengurangi kesempatan untuk menjual produk yang laku.
Untuk mengatasi dan menghindari deadstock, bisnis retail perlu melakukan beberapa langkah strategis, seperti memberikan diskon, membuat paket, menjual di marketplaces online, mengembalikan atau menukar produk, menjadikan produk sebagai barang promosi, mendonasikan produk, merubah packaging atau display produk, dan melakukan cross selling. Berikut ini adalah penjelasan lebih lengkap tentang cara-cara tersebut.
Memberikan Diskon atau Potongan Harga
Salah satu cara paling umum untuk mengatasi deadstock adalah memberikan diskon atau potongan harga kepada pelanggan untuk menarik minat mereka membeli produk yang tidak laku. Diskon atau potongan harga dapat diberikan secara langsung di toko, melalui media sosial, atau melalui email marketing. Diskon atau potongan harga juga dapat disesuaikan dengan musim, hari besar, atau event tertentu untuk meningkatkan daya tarik produk.
Membuat Paket atau Bundling
Cara lain untuk mengatasi deadstock adalah membuat paket atau bundling dengan produk lain yang berhubungan atau saling melengkapi, sehingga pelanggan merasa mendapatkan nilai lebih. Paket atau bundling dapat berupa produk yang sama dengan variasi warna, ukuran, atau model, atau produk yang berbeda tetapi memiliki fungsi atau tema yang sama. Paket atau bundling juga dapat diberikan harga khusus yang lebih murah daripada membeli produk secara terpisah.
Menjual Produk di Marketplaces Online
Menjual produk di marketplaces online yang memiliki jangkauan pasar yang lebih luas dan beragam, seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak, atau Lazada, dapat menjadi cara untuk mengatasi deadstock. Dengan menjual produk di marketplaces online, bisnis retail dapat menjangkau pelanggan yang berada di luar wilayah toko fisik, atau pelanggan yang mencari produk tertentu melalui mesin pencari. Menjual produk di marketplaces online juga dapat membantu bisnis retail untuk mengetahui tren dan permintaan pasar, serta mengatur stok produk dengan lebih efisien.
Mengembalikan atau Menukar Produk
Jika memungkinkan, bisnis retail dapat mengembalikan produk yang tidak laku ke supplier atau distributor, atau menukarnya dengan produk lain yang lebih diminati oleh pelanggan. Hal ini dapat membantu bisnis retail untuk menghemat biaya penyimpanan, mengurangi risiko kerusakan produk, dan meningkatkan likuiditas keuangan. Namun, bisnis retail perlu memperhatikan syarat dan ketentuan yang berlaku dari supplier atau distributor, seperti batas waktu pengembalian, biaya pengiriman, atau persentase potongan harga.
Menjadikan Produk sebagai Barang Promosi
Bisnis retail juga dapat menjadikan produk yang tidak laku sebagai barang promosi, misalnya dengan memberikannya sebagai bonus, hadiah, atau souvenir kepada pelanggan yang membeli produk lain. Hal ini dapat meningkatkan loyalitas dan kepuasan pelanggan, sekaligus menstimulasi pembelian berulang. Bisnis retail juga dapat bekerja sama dengan bisnis lain yang memiliki target pasar yang sama untuk melakukan co-branding atau co-marketing, sehingga dapat memperluas jangkauan dan eksposur produk.
Mendonasikan Produk
Mendonasikan produk yang tidak laku kepada pihak yang membutuhkan, misalnya lembaga sosial, yayasan, atau komunitas, dapat menjadi cara untuk mengatasi deadstock sekaligus meningkatkan citra positif bisnis. Bisnis retail dapat memilih pihak yang sesuai dengan misi, visi, atau nilai bisnis, serta memastikan bahwa produk yang didonasikan masih layak pakai dan bermanfaat. Bisnis retail juga dapat memanfaatkan media sosial atau website untuk menyebarkan informasi tentang donasi yang dilakukan, sehingga dapat meningkatkan kesadaran dan reputasi bisnis.
Merubah Packaging atau Display Produk
Merubah packaging atau display produk agar lebih menarik dan sesuai dengan tren pasar saat ini dapat menjadi cara untuk mengatasi deadstock. Bisnis retail dapat merubah warna, bentuk, ukuran, atau desain packaging atau display produk, atau menambahkan elemen-elemen yang dapat menarik perhatian pelanggan, seperti label, stiker, atau slogan. Bisnis retail juga dapat memanfaatkan teknologi, seperti augmented reality atau virtual reality, untuk membuat pengalaman berbelanja yang lebih interaktif dan menyenangkan.
Melakukan Cross Selling
Melakukan cross selling, yaitu mendorong pelanggan untuk membeli produk berbeda yang masih berhubungan dengan produk yang mereka beli, dapat menjadi cara untuk mengatasi deadstock. Bisnis retail dapat menawarkan produk yang dapat meningkatkan fungsi, kualitas, atau keamanan produk yang dibeli pelanggan, atau produk yang dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan pelanggan yang lain. Bisnis retail juga dapat menggunakan data pelanggan, seperti riwayat pembelian, preferensi, atau feedback, untuk menawarkan produk yang sesuai dengan profil dan perilaku pelanggan.
Penutup
Deadstock adalah salah satu tantangan yang dihadapi oleh bisnis retail, karena dapat menimbulkan dampak negatif bagi kinerja dan pertumbuhan bisnis. Untuk mengatasi dan menghindari deadstock, bisnis retail perlu melakukan beberapa langkah strategis, seperti memberikan diskon, membuat paket, menjual di marketplaces online, mengembalikan atau menukar produk, menjadikan produk sebagai barang promosi, mendonasikan produk, merubah packaging atau display produk, dan melakukan cross selling. Dengan demikian, bisnis retail dapat meningkatkan penjualan, mengurangi biaya, dan memaksimalkan keuntungan.