06Feb/25

MENGAPA PELANGGAN TIDAK LANGSUNG TERTARIK? STRATEGI PENJUALAN YANG LEBIH EFEKTIF

Pernahkah Anda melihat seorang sales dengan penuh semangat menawarkan produk, tetapi calon pelanggan hanya mengangguk datar tanpa menunjukkan ketertarikan? Ini sering terjadi karena banyak sales hanya berfokus pada manfaat produk tanpa menyentuh sisi emosional pelanggan.

Kesalahan Umum dalam Penawaran Produk

Banyak sales berpikir bahwa semakin banyak manfaat yang mereka paparkan, semakin besar peluang pelanggan untuk membeli. Misalnya, dalam menjual kartu kredit, sales akan menjelaskan berbagai keuntungan seperti cashback, poin reward, dan cicilan 0%.

Namun, kenyataannya, pelanggan sering kali tidak merasakan urgensi untuk membeli hanya dari sekadar manfaat. Mereka tidak melihat alasan kuat mengapa mereka harus memiliki produk tersebut sekarang juga. Ini karena manusia tidak hanya membeli manfaat, tetapi juga mencari solusi atas masalah atau risiko yang mungkin mereka hadapi.

Dapatkan Video books Handling complain, objection dan technique closing Di SINI

Menjual dengan Pendekatan yang Tepat

Coba bandingkan dua cara menawarkan kartu kredit berikut:

  1. Fokus pada manfaat: “Dengan kartu ini, Anda bisa mendapatkan poin reward, cashback, dan cicilan 0%.”
  2. Fokus pada solusi masalah: “Tanpa kartu kredit, saat Anda membutuhkan dana mendesak, Anda harus mencari pinjaman dengan bunga tinggi atau menjual aset berharga. Dengan kartu ini, Anda memiliki cadangan dana kapan saja tanpa ribet.”

Skenario kedua lebih membangkitkan urgensi dan relevansi. Pelanggan tidak hanya melihat manfaat, tetapi juga memahami risiko jika mereka tidak memiliki produk tersebut. Pendekatan ini lebih efektif karena menyentuh sisi emosional dan kebutuhan nyata pelanggan.

Strategi Menjual dengan Efektif

Agar tim sales Anda bisa meningkatkan closing rate, gunakan strategi berikut:

  1. Pahami Masalah Pelanggan
    Sebelum menawarkan produk, gali terlebih dahulu masalah atau kebutuhan pelanggan. Tanyakan pertanyaan seperti: “Apa tantangan terbesar yang Anda hadapi saat ini?” atau “Bagaimana Anda biasanya mengatasi kondisi darurat keuangan?”
  1. Gunakan Pendekatan Solusi, Bukan Sekadar Fitur
    Jangan hanya menjelaskan fitur, tetapi hubungkan dengan situasi pelanggan. Misalnya, alih-alih mengatakan “Asuransi ini menawarkan premi murah,” katakan “Dengan asuransi ini, Anda tidak perlu khawatir jika terjadi keadaan darurat, karena biaya sudah tercover.”
  1. Gunakan Teknik Storytelling
    Ceritakan kisah nyata atau studi kasus yang relevan. Misalnya, bagaimana seorang pelanggan yang memiliki kartu kredit berhasil mengatasi situasi darurat tanpa harus menjual asetnya.
  1. Bangun Urgensi dan Eksklusivitas
    Tawarkan promo atau keuntungan tambahan yang terbatas waktunya untuk mendorong keputusan pembelian lebih cepat.
Dapatkan Video Books Profesional Grooming & Negotiation skill dengan Klik DI SINI

Tingkatkan Keahlian Tim Sales Anda

Jika Anda ingin tim sales Anda lebih efektif dalam negosiasi dan meningkatkan closing rate, kami siap membantu. Dapatkan strategi yang bisa langsung diterapkan untuk meningkatkan penjualan bisnis Anda.

Hubungi kami melalui WhatsApp di 0818521172 dan pelajari lebih lanjut bagaimana tim Anda bisa menjual dengan lebih efektif!

04Feb/25

HANDLING SALES OBJECTION: “SAYA PERLU MEMIKIRKANNYA DULU”

Dalam dunia penjualan, salah satu tantangan terbesar yang sering dihadapi oleh sales adalah prospek yang mengatakan, “Saya perlu memikirkannya dulu. Saya butuh waktu.” Jika Anda tidak memiliki strategi yang tepat, kemungkinan besar percakapan akan berakhir tanpa kepastian, dan peluang closing semakin mengecil. Artikel ini akan membahas cara efektif menangani keberatan tersebut dengan pendekatan persuasif yang telah terbukti berhasil.

1. Bangun Koneksi dan Pahami Posisi Prospek

Saat prospek mengatakan bahwa mereka butuh waktu untuk berpikir, langkah pertama yang perlu Anda lakukan adalah menunjukkan empati. Hindari memaksakan keputusan secara langsung karena ini justru bisa membuat mereka mundur. Sebaliknya, ciptakan suasana yang nyaman dengan pendekatan seperti berikut:

“Tentu, saya mengerti. Kita baru saja berbicara selama beberapa menit, dan wajar jika Anda butuh waktu untuk mempertimbangkan. Saya juga tidak ingin Anda merasa tertekan untuk mengambil keputusan sebelum benar-benar yakin.”

Dengan pendekatan ini, prospek akan merasa dihargai, bukan sekadar target penjualan. Setelah itu, tanyakan secara halus berapa lama mereka butuh waktu untuk berpikir.

Dapatkan Video books Handling complain, objection dan technique closing Di SINI

2. Bantu Prospek Menentukan Waktu yang Jelas

Banyak prospek yang mengatakan mereka butuh waktu, tetapi sebenarnya mereka hanya menunda keputusan. Oleh karena itu, bantu mereka menetapkan tenggat waktu yang spesifik:

“Menurut Anda, berapa lama waktu yang ideal untuk mempertimbangkan ini?”

Jika mereka menjawab, “Mungkin seminggu,” Anda bisa merespons seperti ini:

“Bagus. Saya ingin memastikan Anda memiliki cukup waktu, jadi saya akan memberi Anda dua minggu. Saya sudah mencatat di kalender saya untuk menghubungi Anda lagi setelah dua minggu.”

Langkah ini memastikan bahwa ada kesepakatan waktu follow-up yang jelas, sehingga keputusan tidak terus ditunda tanpa kepastian.

3. Gali Lebih Dalam: Apa Keberatan Sebenarnya?

Sering kali, prospek tidak benar-benar membutuhkan waktu tambahan, melainkan mereka masih ragu terhadap sesuatu. Untuk mengetahui keberatan sebenarnya, tanyakan secara langsung:

“Sambil menunggu, hal apa yang masih perlu Anda ketahui lebih lanjut agar lebih yakin mengambil keputusan?”

Jika mereka menjawab, “Saya harus melihat dulu kondisi keuangan saya. Ini jumlah yang cukup besar,” maka kita sudah menemukan keberatan utamanya: harga.

4. Ubah Fokus dari Harga ke Nilai

Banyak prospek menolak karena merasa harga terlalu mahal, padahal yang sebenarnya terjadi adalah mereka belum melihat nilai yang sebanding dengan investasi tersebut. Untuk mengatasi ini, Anda bisa menjelaskan dengan cara berikut:

  • Berikan Perspektif Berbeda

“Banyak klien kami awalnya merasa ini terlalu mahal, tetapi setelah mereka bergabung, mereka menyadari bahwa mereka bukan hanya mengeluarkan uang—mereka sedang berinvestasi untuk mendapatkan hasil yang lebih besar.”

  • Gunakan Logika ROI (Return on Investment)

“Jika program ini dapat meningkatkan penghasilan Anda 2-3 kali lipat dalam enam bulan ke depan, apakah investasi ini masih terasa besar?”

Ketika prospek mulai memahami nilai yang mereka dapatkan, keberatan soal harga akan berkurang.

Dapatkan Video Books Profesional Grooming & Negotiation skill dengan Klik DI SINI

5. Gunakan Strategi Urgensi untuk Mendorong Keputusan

Jika prospek masih ragu setelah semua penjelasan, Anda bisa menerapkan strategi urgensi (FOMO – Fear of Missing Out). Misalnya:

“Saya ingin memastikan satu hal. Banyak orang berpikir bahwa keputusan seperti ini butuh waktu lama, tetapi pada akhirnya, ini hanya soal bergabung dengan program yang memang sudah lama Anda inginkan. Jika kita SELESAIKAN HARI INI, saya bisa pastikan Anda mendapatkan BONUS X. Apakah Anda benar-benar ingin menghabiskan dua minggu hanya untuk memikirkan ini setiap hari?”

Dengan teknik ini, prospek akan terdorong untuk mengambil keputusan lebih cepat tanpa merasa dipaksa.

Kesimpulan

Menangani keberatan “Saya perlu memikirkannya dulu” membutuhkan strategi yang tepat. Berikut adalah langkah-langkahnya:

  1. Bangun hubungan dan tunjukkan empati.
  2. Tetapkan waktu follow-up yang jelas.
  3. Gali lebih dalam untuk mengetahui keberatan utama.
  4. Fokus pada nilai, bukan hanya harga.
  5. Gunakan urgensi untuk mempercepat keputusan.

Jika Anda seorang sales yang ingin meningkatkan keterampilan menangani keberatan pelanggan dan meningkatkan closing rate, kami siap membantu Anda dengan strategi dan pelatihan sales yang lebih mendalam. Hubungi kami melalui WhatsApp di 0818521172 untuk mendapatkan konsultasi gratis dan solusi terbaik bagi tim sales Anda!